Wisata Sejarah Bersama BlogM ke Musperin 2 Medan

Mengunjungi situs peninggalan zaman dulu memberikan kesan dan pengalaman tersendiri dalam mempelajari sejarah. Biasanya pelajaran sejarah menjadi salah satu subjek yang membosankan. Namun beda cerita kalau belajarnya dengan mengunjungi situs bersejarahnya langsung dan dipandu oleh tour guide berwawasan luas seperti di pengalamanku mengunjungi Musperin 2.

Beberapa waktu lalu, BlogM mengadakan acara jalan-jalan mengunjungi Musperin 2. Musperin adalah singkatan dari Museum Perkebunan Indonesia.Musperin 2 berlokasi di Gedung BKS PPS Jl. Pemuda No.10, A U R, Kec. Medan Maimun, Kota Medan.

Awalnya aku mengira perjalanan ke museum akan menjadi perjalanan yang menjemukan karena sekedar melihat-lihat benda peninggalan masa lalu. Namun, di Musperin 2 ini ternyata disediakan tour guide yang siap memandu dan menjelaskan asal usul benda-benda yang ada di Musperin 2 ini.


Tentang Musperin 2

Gedung Musperin 2 ini didirikan tahun 1917 sebagai sebuah kantor perkebunan pada masa penjajahan Belanda dulu. Di tempat inilah segala administrasi terkait perkebunan yang ada di Medan dilaksanakan. Bahkan sampai saat ini, gedung Musperin 2 ini juga masih difungsikan sebagai kantor pusat penelitian kelapa sawit (PPKS). Kemudian pada tahun 2016, Musperin digagas dan didirikan oleh Soedjai Kartasasmita.

Harga tiket masuk ke Musperin 2 juga tidak terlalu mahal. Hnaya 25 ribu untuk wisatawan lokal dan 35 ribu untuk wisatawan mancanegara. 

Ada apa aja sih di Musperin 2?

Banyak sekali benda-benda bersejarah yang bisa kita lihat di Musperin 2 ini. Berikut beberapa hal yang menarik perhatianku saat mengunjungi Musperin 2.

1. Finger print zaman dulu

Wisata Sejarah Bersama BlogM ke Musperin 2 Medan
Absensi pekerja zaman Belanda
 

Begitu masuk ke ruangan Musperin 2, kita disambut dengan buku yang berisi finger print pekerja pada masa Belanda dulu. Sistem absensi di zaman dulu ternyata sudah memakai sidik jari. Para pekerja yang ingin memasuki gedung ini dulunya diharuskan membubuhkan sidik jarinya di kertas. Selain sidik jari, di form ini juga dijelaskan ciri fisik pekerja dan juga catatan kriminal pekerja tersebut dalam bahasa Belanda.

Yang menarik perhatianku adalah catatan kriminal pekerja. Pemandunya menjelaskan bahwa orang Belanda pada masa itu, suka memperhalus bahasa dalam menuliskan catatan kriminal pekerja. Seperti "membunuh" diperhalus menjadi "mengambil hak manusia" dan "memperkosa" diperhalus menjadi "mengambil hak wanita". 

Hal ini mengingatkanku pada pembahasan dosenku saat kuliah dulu mengenai perhalusan bahasa. Dosenku saat itu berpendapat bahwa perhalusan bahasa memainkan peran penting dalam memengaruhi persepsi dan penilaian kita terhadap suatu konsep atau peristiwa. Penggunaan kata-kata yang lebih ringan atau diperhalus dapat meminimalisir dampak negatif atau kontroversial dari suatu kata atau frasa.

Contohnya, dalam kasus kata "koruptor" untuk menggantikan kata "maling uang rakyat", perhalusan tersebut dapat menciptakan distorsi dalam persepsi. Mungkin ada niat untuk meredam konotasi negatif dari kata "maling" dengan menggunakan kata yang lebih netral atau bahkan terkesan lebih formal seperti "koruptor". Namun, dampaknya bisa membuat tindakan tersebut terdengar lebih lembut atau kurang serius dari pada seharusnya.

Kalau dipikir-pikir memang banyak sekali istilah-istilah negatif yang diperhalus dalam Bahasa Indonesia yang malah mengaburkan makna negatif dari sebuah tindakan/peristiwa. Seperti kata PSK, rudapaksa, dan masih banyak lagi. Kalau aku sebutin satu-satu takutnya artikel ini malah jadi skripsi. Haha. Saat kuliah dulu aku hanya mendengarnya seperti angin lalu saja. Sekarang aku jadi ngerti ternyatamemperhalus bahasa adalah kebiasaan dan budaya yang sudah ada sejak zaman Belanda. Mungkin akan keren jika ada yang benar-benar mengulas jurnal linguistik tentang hal ini kali ya.

 

2. Tembakau Deli

Wisata Sejarah Bersama BlogM ke Musperin 2 Medan
Tempat buruh memilah daun tembakau
 
 
Wisata Sejarah Bersama BlogM ke Musperin 2 Medan, tembakau deli, papan pengukur tembakau deli
Papan pengukur kualitas daun tembakau deli

Dulu tembakau deli merupakan hasil perkebunan yang paling terkenal di Sumatera Utara. Namun sekarang sudah tidak dibudidayakan lagi karena berdampak buruk pada lingkungan. Di Musperin 2 ini diperlihatkan benda-benda yang digunakan para pekerja dahulu dalam memilah daun tembakau. Daun-daun tembakau yang akan diperjualbelikan juga harus berkualitas tinggi, tidak boleh berlubang ataupun robek. 

3. Pembibitan Kelapa Sawit

Wisata Sejarah Bersama BlogM ke Musperin 2 Medan, bibit kelapa sawit
Bibit kelapa sawit

   

Pengidap trypophobia pasti bergidik melihat bibit kelapa sawit di botol-botol ini. Aku juga liatnya gerem berasa ingin aku remes satu-satu. lol.

Aku baru tau ternyata bibit kelapa sawit itu lebih mahal dari kelapa sawitnya sendiri. Perusahaan-perusahan kelapa sawit lebih fokus dalam pengembangan dan penjualan bibitnya daripada hasil dari pohon kelapa sawit itu sendiri. Satu biji bibit sawit bisa sampai 15 ribu bahkan lebih. Bayangin aja dalam satu hektar lahan sawit itu perlu berapa bibit. Kalau bibitnya unggul sudah bisa dipastikan juga hasil buahnya pasti bagus. Itulah kenapa perusahaan kelapa sawit lebih fokus dalam penelitian bibit sawit. 

Yang uniknya lagi, pemandu Musperin 2 menjelaskan proses pembibitan kelapa sawit dengan istilah 'pernikahan'. Bahwa proses perkawinan kelapa sawit mirip dengan proses perkawinan manusia juga. Ada proses ijab qabul, perlu tuan kadi, saksi, ada maharnya, bahkan ada istilah mertuanya juga. Mungkin sebenarnya istilah 'pernikahan' digunakan untuk mempermudah kami memahaminya. Tapi pada saat itu, aku membayangkan proses pembibitan kelapa sawit sebagai sesuatu yang sangat manusiawi. Pemandunya menjelaskan dengan muka yang serius banget. Aku jadi seperti seorang anak-anak yang penuh imajinasi, membayangkan pembibitan kelapa sawit seperti seperti halnya prosesi pernikahan manusia.

4. Lonceng

 Wisata Sejarah Bersama BlogM ke Musperin 2 Medan


Ada juga lonceng yang masih bisa berfungsi sampai saat ini. Letaknya di lantai tiga Musperin 2. Lonceng ini masih berfungsi dengan baik. Fungsi lonceng ini adalah sebagai penunjuk waktu bagi buruh perkebunan. Setiap satu satu atau setengah jam, lonceng ini akan berdentang sebanyak jumlah pukul dalam jam. Misal saat jam 6, lonceng akan berdentang sebanyak 6 kali. Katanya, dulu dentang lonceng ini bisa terdengar sampai ke Belawan. Namun sekarang tidak lagi karena sudah banyak gedung tinggi dan polusi suara.

 

Masih ada banyak benda-benda bersejarah yang bisa dieksplor di Musperin 2 ini. Berwisata ke museum tidak selalu membosankan. Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari sejarah. Untuk itu, wisata ke museum menjadi salah satu kegiatan yang penting untuk mengenalkan masyarakat terhadap sejarah. 

Jadi, apakah kamu tertarik untuk berwisata ke museum?

You Might Also Like

0 comments